Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Oktober 2020

PEMANFAATAN PORTAL RUMAH BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN OTOMOTIF DI SMK


          Pada masa pandemi covid 19 ini pembelajaran dilakukan secara daring terutama bagi daerah yang berada di zona merah. Daerah saya yaitu kabupaten Kotawaringin Timur termasuk ke dalam daerah zona merah, maka pembelajaran di sekolah saya menggunakan sistem daring atau online, kecuali bagi siswa yang tidak memiliki hp android atau laptop/komputer maka pembelajaran dilakukan secara offline berbasis modul perminggu. Namun jumlah siswa yang melaksanakan pembelajaran offline hanya 10 % saja. Dengan demikian bisa dikataka secara umum pembelajaran di sekolah saya yaitu SMK Negeri 2 Sampit dilaksanakan secara daring.

Pembelajaran secara daring ini dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya penularan virus covid 19 akibat adanya kerumunan, oleh karena itu Pemerintah dalam hal ini kemdikbud mengambil kebijakan ini demi keselamatan jiwa warga sekolah. Tentu saja kebijakan ini mengakibatkan pembelajaran secara daring berbasis Teknologi Informasi menjadi booming dalam dunia pendidikan. Meskipun tidak semua guru dan tidak semua siswa menguasai pengetahuan tentang teknologi Informasi, akan tetapi pada masa pendemi ini para guru dan siswa dipaksa untuk belajar menguasai teknologi informasi dalam rangka mensukseskan pemebelajaran secara daring ini. Untungnya pada masa pandemi ini berada pada masa revolusi industri 4.0 dimana hampir setiap bidang kehidupan manusia sudah terintegrasi dengan teknologi digital dan internet sehingga para guru dan siswa tidak perlu lama beradaptasi dengan perubahan sistem belajar dari tatap muka menjadi sistem daring atau online.

Metode pembelajaran daring disekolah saya menggunakan LMS (Learning Management System) dari google yaitu google classroom, hal ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara guru dan siswa. Sedangkan untuk video conferencenya menggunakan aplikasi zoom yang berbayar atau unlimited dengan kapasitas 1000 orang. Selain itu, agar memudahkan komunikasi antara guru dan siswa maka setiap mata pelajaran memiliki Whatsapp Grup. Namun pembelajaran secara daring di SMK Negeri 2 Sampit tidak selamanya berjalan lancar ada saja kendala yang dihadapi siswa sehingga tidak bisa bergabung saat video conference seperti kehabisan paket data ataupun susah sinyal bagi siswa yang ada di daerah perkebunan atau pedesaan. Oleh karena itu guru dituntut untuk bisa mentolerir keadaan tersebut dalam bentuk toleransi keterlambatan tugas ataupun ujian susulan. Alhamdulillah, kendala kehabisan paket data sudah terselesaikan dengan adanya kebijakan Pemerintah dalam hal ini kemdikbud mengeluarkan program bantuan kuota internet bagi siswa dan guru. Tinggal satu kendala aja lagi yang belum terselesaikan yaitu susah sinyal bagi daerah perkebunan atau pedesaan.Namun para siswa tersebut tidak pernah patah arang dalam pembelajaran daring, didorong dengan semangat yang tinggi mereka berusaha mencari tempat yang sinyalnya baik yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Berdasarkan cerita para siswa yang tinggal di perkebunan atau pedesaan, demi mencari sinyal internet ada yang harus memanjat pohon atau naik ke atas bukit, itulah bentuk perjuangan para siswa yang susah sinyal. Sedangkan para guru harus berjuang dengan belajar kembali tentang pembelajaran berbasis teknologi informasi demi memaksimalkan pembelajaran daring ini. Walaupun dengan usia yang sudah tidak muda lagi bahkan menjelang pensiun para guru tetap semangat belajar lagi untuk meningkatkan kemampuan teknologi informasinya demi masa depan generasi bangsa yang tidak boleh hancur oleh pandemi covid 19 ini.

Berbagai kendala diatas yang dihadapi sekolah saya dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini tidak pernah menyurutkan para guru untuk terus berinovasi dalam pembelajaran daring ini. Diawali dengan Inhouse Training Kurikulum di awal semester ini, para guru dibekali tentang strategi pembelajaran dan pembuatan administrasi pembelajaran sistem daring sehingga pembelajaran tetap bisa berjalan sesuai target kurikulum yang sudah ditetapkan sekolah. Pada masa awal pembelajaran daring siswa masih banyak yang belum bisa aktif, tugas masih banyak yang terlambat mengerjakan, video conference via zoom masih banyak yang belum ikut, namun seiringnya berjalan waktu maka siswa sedikit demi sedikit mulai bisa beradaptasi dan aktif dalam pembelajaran daring. Permasalahan berikutnya adalah ada pada guru bagaimana bisa menyediakan konten dan media pembelajaran yang bagus dan menarik bagi siswa untuk dipelajari secara daring, namun permasalahan ini bisa terjawab dengan berselancar di dunia maya lewat mesin pencari google dan aplikasi video youtube, tinggal bagaimana memilih yang sesuai dengan standar kurikulum. Bagi saya sebagai salah satu guru di SMK Negeri 2 Sampit tidak mau ambil pusing untuk mencari dan memilih konten materi dan media yang sesuai dengan kurikulum di google atau youtube karena saya sudah kenal dengan portal rumah belajar yang memiliki sumber belajar yang sesuai standar kurikulum.

Penasaran dengan portal rumah belajar? Anda cukup kunjungi portalnya melaui laman https://belajar.kemdikbud.go.id/ disana anda akan menemui 4 fitur utama Rumah belajar yaitu Sumber Belajar, Kelas Maya, Laboratorium Maya dan Bank Soal serta fitur pendukung lainnya sangat membantu dalam menyediakan media dan sumber belajar dalam pembelajaran jarak jauh saat ini. Dalam implementasinya saya biasanya menggunakan model pembelajaran Discovery inquiry dan Flipped Classroom pada mata pelajaran Otomotif (Teknologi Dasar Otomotif) dengan mengkombinasikan antara google classroom dengan fitur yang ada di portal Rumah Belajar. Pengisian konten pembelajaran di google classroom diawali dengan link presensi menggunakan google form, setelah itu mengisi konten materi pelajaran berupa link video dari Rumah Belajar dan link bahan ajar baik berupa modul dan power point serta ditambah link Sumber Belajar dan M-Edukasi jika ada. Pembelajaran diawali dengan pembukaan lewat aplikasi zoom sekolah untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran,, setelah itu siswa disuruh mengisi daftar hadir yang ada dalam classroom kemudian siswa disuruh menyimak video dari link Sumber Belajar. Kemudian siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan KI (Kompetensi Inti) KD (Kompetensi Dasar) yang ada dalam video tersebut dengan cara berdiskusi melalui whatsapp dan forum diskusi di google classroom, selama diskusi siswa juga bisa membuka materi di classroom yang sudah disediakan berbagai macam sumber belajar yang bisa digunakan untuk menambah referensi siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut.  Setelah waktunya selesai siswa perkelompok diminta untuk mempresentasikan hasil jawabannya melalui zoom dan bagi kelompok yang tidak presentasi bisa menambahkan atau memberi pertanyaan. Setelah selesai diskusi, guru mengarahkan hasil diskusi dan bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. Setelah itu siswa diberi evaluasi melalui google form atau bank soal untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa tentang KI KD yang dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan doa dan penyampaian KI KD untuk pertemuan yang akan datang.

Demikian pengalaman saya pribadi dalam menggunakan portal Rumah Belajar dalam pembelajaran, namun untuk jenjang SMK tidak semua mapel dan tidak semua KI KD tersedia media dan sumber belajarnya di portal tersebut. Jadi bapak ibu guru SMK yang memiliki kemampuan dalam membuat video dan bahan ajar bisa berkontribusi mengisi konten yang ada dalam portal Rumah Belajar. Dengan berbagai kelebihan yang ada pada portal Rumah Belajar sayang sekali kalau tidak kita manfaatakan dalam pembelajaran, walaupun konten SMK di portal Rumah Belajar masih sedikit jangan membuat kita tidak memanfaatkannya sama sekali tetapi kita bisa memaksimalkan pemanfaatannya dengan cara mengkombinasikan dengan sumber belajar dari portal lainnya.  Semoga pengalaman yang saya bagikan ini bermanfaat bagi bapak ibu pembaca. Jangan lupa slogan ini“ Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar