Pembelajaran secara daring ini
dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya penularan virus covid 19 akibat
adanya kerumunan, oleh karena itu Pemerintah dalam hal ini kemdikbud mengambil
kebijakan ini demi keselamatan jiwa warga sekolah. Tentu saja kebijakan ini
mengakibatkan pembelajaran secara daring berbasis Teknologi Informasi menjadi
booming dalam dunia pendidikan. Meskipun tidak semua guru dan tidak semua siswa
menguasai pengetahuan tentang teknologi Informasi, akan tetapi pada masa
pendemi ini para guru dan siswa dipaksa untuk belajar menguasai teknologi
informasi dalam rangka mensukseskan pemebelajaran secara daring ini. Untungnya
pada masa pandemi ini berada pada masa revolusi industri 4.0 dimana hampir
setiap bidang kehidupan manusia sudah terintegrasi dengan teknologi digital dan
internet sehingga para guru dan siswa tidak perlu lama beradaptasi dengan
perubahan sistem belajar dari tatap muka menjadi sistem daring atau online.
Metode pembelajaran daring
disekolah saya menggunakan LMS (Learning Management System) dari google yaitu
google classroom, hal ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara guru dan
siswa. Sedangkan untuk video conferencenya menggunakan aplikasi zoom yang
berbayar atau unlimited dengan kapasitas 1000 orang. Selain itu, agar
memudahkan komunikasi antara guru dan siswa maka setiap mata pelajaran memiliki
Whatsapp Grup. Namun pembelajaran secara daring di SMK Negeri 2 Sampit tidak
selamanya berjalan lancar ada saja kendala yang dihadapi siswa sehingga tidak
bisa bergabung saat video conference seperti kehabisan paket data ataupun susah
sinyal bagi siswa yang ada di daerah perkebunan atau pedesaan. Oleh karena itu
guru dituntut untuk bisa mentolerir keadaan tersebut dalam bentuk toleransi
keterlambatan tugas ataupun ujian susulan. Alhamdulillah, kendala kehabisan
paket data sudah terselesaikan dengan adanya kebijakan Pemerintah dalam hal ini
kemdikbud mengeluarkan program bantuan kuota internet bagi siswa dan guru.
Tinggal satu kendala aja lagi yang belum terselesaikan yaitu susah sinyal bagi
daerah perkebunan atau pedesaan.Namun para siswa tersebut tidak pernah patah
arang dalam pembelajaran daring, didorong dengan semangat yang tinggi mereka
berusaha mencari tempat yang sinyalnya baik yang terdekat dengan tempat tinggal
mereka. Berdasarkan cerita para siswa yang tinggal di perkebunan atau pedesaan,
demi mencari sinyal internet ada yang harus memanjat pohon atau naik ke atas
bukit, itulah bentuk perjuangan para siswa yang susah sinyal. Sedangkan para
guru harus berjuang dengan belajar kembali tentang pembelajaran berbasis
teknologi informasi demi memaksimalkan pembelajaran daring ini. Walaupun dengan
usia yang sudah tidak muda lagi bahkan menjelang pensiun para guru tetap
semangat belajar lagi untuk meningkatkan kemampuan teknologi informasinya demi
masa depan generasi bangsa yang tidak boleh hancur oleh pandemi covid 19 ini.
Berbagai kendala diatas yang
dihadapi sekolah saya dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini tidak pernah
menyurutkan para guru untuk terus berinovasi dalam pembelajaran daring ini.
Diawali dengan Inhouse Training Kurikulum di awal semester ini, para guru
dibekali tentang strategi pembelajaran dan pembuatan administrasi pembelajaran
sistem daring sehingga pembelajaran tetap bisa berjalan sesuai target kurikulum
yang sudah ditetapkan sekolah. Pada masa awal pembelajaran daring siswa masih
banyak yang belum bisa aktif, tugas masih banyak yang terlambat mengerjakan,
video conference via zoom masih banyak yang belum ikut, namun seiringnya
berjalan waktu maka siswa sedikit demi sedikit mulai bisa beradaptasi dan aktif
dalam pembelajaran daring. Permasalahan berikutnya adalah ada pada guru
bagaimana bisa menyediakan konten dan media pembelajaran yang bagus dan menarik
bagi siswa untuk dipelajari secara daring, namun permasalahan ini bisa terjawab
dengan berselancar di dunia maya lewat mesin pencari google dan aplikasi video youtube,
tinggal bagaimana memilih yang sesuai dengan standar kurikulum. Bagi saya
sebagai salah satu guru di SMK Negeri 2 Sampit tidak mau ambil pusing untuk
mencari dan memilih konten materi dan media yang sesuai dengan kurikulum di
google atau youtube karena saya sudah kenal dengan portal rumah belajar yang
memiliki sumber belajar yang sesuai standar kurikulum.
Penasaran dengan portal rumah
belajar? Anda cukup kunjungi portalnya melaui laman https://belajar.kemdikbud.go.id/
disana anda akan menemui 4 fitur utama Rumah belajar yaitu Sumber Belajar,
Kelas Maya, Laboratorium Maya dan Bank Soal serta fitur pendukung lainnya
sangat membantu dalam menyediakan media dan sumber belajar dalam pembelajaran
jarak jauh saat ini. Dalam implementasinya saya biasanya menggunakan model
pembelajaran Discovery inquiry dan Flipped Classroom pada mata pelajaran Otomotif (Teknologi Dasar Otomotif) dengan mengkombinasikan antara google classroom dengan fitur yang ada di portal
Rumah Belajar. Pengisian konten pembelajaran di google classroom diawali dengan
link presensi menggunakan google form, setelah itu mengisi konten materi
pelajaran berupa link video dari Rumah Belajar dan link bahan ajar baik berupa modul
dan power point serta ditambah link Sumber Belajar dan M-Edukasi jika ada. Pembelajaran diawali dengan pembukaan
lewat aplikasi zoom sekolah untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran,, setelah
itu siswa disuruh mengisi daftar hadir yang ada dalam classroom kemudian siswa
disuruh menyimak video dari link Sumber Belajar. Kemudian siswa diminta
menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan KI (Kompetensi Inti) KD
(Kompetensi Dasar) yang ada dalam video tersebut dengan cara berdiskusi melalui
whatsapp dan forum diskusi di google classroom, selama diskusi siswa juga bisa membuka
materi di classroom yang sudah disediakan berbagai macam sumber belajar yang bisa
digunakan untuk menambah referensi siswa dalam menjawab pertanyaan
tersebut. Setelah waktunya selesai siswa
perkelompok diminta untuk mempresentasikan hasil jawabannya melalui zoom dan bagi kelompok yang tidak presentasi bisa menambahkan atau memberi pertanyaan. Setelah
selesai diskusi, guru mengarahkan hasil diskusi dan bersama-sama siswa membuat
kesimpulan hasil pembelajaran. Setelah itu siswa diberi evaluasi melalui google
form atau bank soal untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa tentang KI KD yang
dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan doa dan penyampaian KI KD untuk
pertemuan yang akan datang.
Demikian pengalaman saya
pribadi dalam menggunakan portal Rumah Belajar dalam pembelajaran, namun untuk
jenjang SMK tidak semua mapel dan tidak semua KI KD tersedia media dan sumber
belajarnya di portal tersebut. Jadi bapak ibu guru SMK yang memiliki kemampuan
dalam membuat video dan bahan ajar bisa berkontribusi mengisi konten yang ada
dalam portal Rumah Belajar. Dengan berbagai kelebihan yang ada pada portal
Rumah Belajar sayang sekali kalau tidak kita manfaatakan dalam pembelajaran, walaupun
konten SMK di portal Rumah Belajar masih sedikit jangan membuat kita tidak
memanfaatkannya sama sekali tetapi kita bisa memaksimalkan pemanfaatannya
dengan cara mengkombinasikan dengan sumber belajar dari portal lainnya. Semoga pengalaman yang saya bagikan ini
bermanfaat bagi bapak ibu pembaca. Jangan lupa slogan ini“ Merdeka Belajarnya,
Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar